Total Sintesis Senyawa Mitomycin
Didalam sintesis kimia organik,
terdapat dua bidang utama. Yang pertama yaitu total sintesis, sedangkan
yang kedua adalah metodologi. Total sintesis sendiri ialah mensintesis
suatu senyawa organik kompleks khususnya senyawa bahan alam, dengan
menggunakan senyawa sederhana yang berada didalam laboratorium.
Nah, tadi sudah dijelaskan apa itu total sintesis, yang menjadi topik
menarik ialah bagaimana mensintesis suatu senyawa bahan alam didalam
laboratorium menggunakan bahan sederhana. Pada kesempatan kali ini bahan
organik kompleks yang ingin disintesis ialah suatu mitomicyn. mitomicyn merupakan suatu molekul organik kompleks yang memiliki aktivitas antikanker (sitotoksik) biasanya diisolasi dari Streptomyces caesipitosus.
Mitomycin merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai obat anti
kanker. Mekanisme reaksi mitomycin sebagai obat
antikanker adalah berikatan dengan DNA tumor sehingga replikasi DNA dari tumor
terganggu dan lama kelamaan akan mati.
Senyawa mitomycin dapat
disintesis di laboratorium dengan menggunakan pendekatan kishi, dimana pada
pendekatan kishi ini, menyatakan bahwa mitomycin dapat disintesis menggunakan
precursor sederhana awalnya orto-dimetoksi toluene.
Berikut ini adalah mekanisme
reaksinya mitomycin C (MMC) :
Mitomycin C
direduksi yang berfungsi untuk melindungi gugus fungsi karbonil sehingga strukturnya berubah menjadi ; O karbonil (atas) menjadi elektropositif dan PEB
nya berdelokalisasi pada cincin siklik, serta O karbonil (bawah) menjadi OH, terjadi
pelepasan –OMe dari struktur menjadi meoh sehingga electron berdelokalisasi
pada cincin siklik membentuk ikatan rangkap, struktur
Mitomycin mengalami reaksi alkilasi oleh DNA tumor, DNA
membentuk siklisasi dan melepas gugus –OCONH2, dan terjadi
reaksi oksidasi untuk mendapatkan gugus karbonil pada struktur awalnya.
Berikut ini adalah
mekanisme reaksi pendekatan kishi senyawa mitomycin :

Berikut ini adalah
mekanisme reaksi sintesis senyawa mitomycin berdasarkan pendekatan khisi-nya
yang meliputi beberapa tahapan, yaitu :
a. Pembentukan senyawa intermediet aromatik

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijabarkan
mekanisme reaksinya, yaitu sebagai berikut :

Pada tahap ini, TiCl4 bertindak sebagai
katalis asam (karna mengikat 4 Cl) dan dikloro metoksimetana sebagai reagennya.
Gugus metoksi pada senyawa orto-diklorotoluena merupakan pengarah orto-para
sehingga substituen dikloro metoksi metana tersubstitusi orto. Selanjutnya Cl
akan lepas karna adanya katalis TiCl4 sehingga menyebabkan O menjadi
rangkap dan akan mendesak metil lepas dan terbentuk aldehid.
Pada tahap ini digunakan reagen mCPBA
(metacloroperoksibenzoit acid) yang merupakan reagen yang mudah menjadi radikal
seperti pada gambar dibawah ini :

Karna
berikatan dengan suatu radikal, sehingga menyebabkan senyawa yang
terbentuk menjadi radikal pula, seperti
pada gambar berikut ini :

Setelah
itu radikal-radikal tersebut akan bereaksi membentuk senyawa berikut ini :


Pada tahap ini, terjadi 3 step yaitu yang pertama
menggunakan reagen NaOMe, yang kedua menggunakan reagen MeOH yang menghasilkan
senyawa ester dan yang ketiga menggunakan air untuk menghidrolisis ester dan
menghasilkan gugus hidroksi atau senyawa orto-dimetoksi meta-hidroksi toluene.

Pada tahap ini terjadi reaksi substitusi
elektrofilik dari 3-bromo-1-propena, H yang terikat pada O akan berikatan
dengan Br- sehingga propena akan tersubstitusi pada O.

Pada tahap ini, terjadi delokalisasi membentuk keton
yang selanjutnya terjadi reaksi reduksi menghasilkan senyawa
2,6-dimetoksi-3-hidroksi-4-alil-toluena. Setelah terbentuk senyawa
2,6-dimetoksi-3-hidroksi-4-alil-toluena terjadi beberapa reaksi yang dijelaskan
pada gambar berikut ini :



Pada
tahap ini, digunakan Zn sebagai reduktor.
·

Pada
tahap ini, dimasukkan N-benzilamin (Bn) yang berfungsi sebagai gugus pelindung
pada hidroksi.
Selanjutnya adalah pembentukkan epoksida dari
dioksan, seperti yang dijelaskan pada gambar berikut ini :


Pada tahap ini, cincin epoksida membuka dan
disubstitusi olen CH3CN dan menyebabkan O kekurangan elektron
sehingga ditambahkan CrO3- sehingga menghasilkan keton.
b. Pembentukan cincin medium

·

Pada
tahap ini terjadi reaksi substitusi –OMe.

Pada
tahap ini, CN direduksi oleh LAH menjadi NH2
Pada tahap ini, gugus pelindung Bn
dihilangkan dengan menggunakan katalis Pd, karbon untuk menyerap air dan
methanol untuk mengasamkan. Hal ini diilustrasikan pada gambar berikut ini :

·
d. Tahap IV
Pada tahap selanjutnya adalah dengan mengoksidasi
senyawa yang telah didapat dan menggunakan metanol sebagai pelarut, reaksinya
adalah sebagai berikut :

c. Siklisasi transannular
Pada tahap ini, terbentuk cincin siklik baru dari
gugus NH dengan 2 jalan, yang pertama dengan menggunakan MeOH dan SiO2
dan jalan yang kedua adalah dengan menggunakan gugus S-Me dan Et3N seperti
yang dijelaskan pada gambar berikut ini :

Daftar
Pustaka :